Cinta yang datang dari kedalaman hati, yang disinari cahaya
Allah adalah berkah dari hamba di hadapan Ilahi Rabbi. Dalam cinta ada
kerinduan. Dalam rindu ada harapan. Dalam harapan ada bidadari.
“Kawan, asmara dan cinta itu terjadi dengan mudah dan sederhana,
tetapi akhirnya mendatangkan kerinduan, penderitaan, sakit hati, dan beragam
kesulitan. Telah cukup engkau terbakar oleh api asmara yang berkobar di hati,
dan selalu menanti belaian cinta dari sang kekasih.
“Semua itu telah membuat hatimu kehilangan ketenangan dan
rasa bahagianya, serta menuai derita dari penantian nan panjang itu.
“Kawanku, telah tak sabar engkau menanti perjumpaan dengan
dambaan hati. Dan kini, engkau telah dirundung gelisah; tak tahu yang mesti
dilakukan. Apakah engkau akan menyerahkan jiwamu pada sang kekasih atau kembali
ke tempat semula; berdiam menanti jawaban darinya dan duduk berpangku tangan?
“Kawan, sekalipun hatimu sedang tak tenang dan api rintihan
pilu tengah membakar dunia serta menghanguskan segalanya, jangan patah hati.
Kuasai diri dan jangan ungkapkan rahasia kerinduanmu dengan menampakkan
ketidaktenangan dan rintihan.” (Khajah Syamsudin Muhammad Hafiz Syirazi, Fal
Kamil Diwan)
Kepada siapa cintamu akan kau labuhkan? Kepada dia yang
memiliki hati yang mencinta pula. Kepada dia yang cinta di hatinya suci dan
dimunculkan dalam kesucian pula. Kepada dia yang cintanya dapat menolongku
untuk dekat kepada Yang Maha Mencinta.
Akar cinta adalah keindahan, sedang batangnya adalah
kerinduan. Bila cinta telah merasuk dalam sukma, maka jiwa akan rindu kepada
asalnya. Dan, asal cinta adalah Tuhan Yang Maha Perkasa.
Tuhan Yang Maha
Bijaksana. Adalah Tuhan Yang Maha Segalanya. Tuhan yang telah membentangkan
jejaring takdir, dan memasukkan semua makhluk dalam jejaring-Nya. Ketika kun
Dia firmankan, maka fayakun akan tercipta.
Sekiranya dia adalah cintaku, maka jadikan cinta di hati ini
sarana untuk lebih mendekatkanku pada-Mu. Jagalah cinta ini agar dia lebih kuat
dari cemburu, dan agar cemburu tak menguasai hatiku hingga nafsu tak membisikiku.
Cintailah ia yang akan mencintaiku, Yaa Rabb.
Pengetahuan tidak hanya sebatas akal. Kebijaksanaan adalah
akal yang diisi pengetahuan dan diberkahi dengan cahaya hati. Pengetahuan yang
benar akan bersanding dengan ketinggian akhlak.
“Cemburu adalah ketika engkau melihat seorang abid
yang tertunduk bersungkur bersujud di hadapan Tuhannya, sedangkan engkau belum
bisa melakukan hal seperti itu. cemburu adalah ketika engkau belum bisa
mencapai keluhuran dan kemuliaan sebagaimana hamba-hamba Tuhan telah
mencapainya. Cemburu adalah ketika dia yang engkau cintai mengalahkanmu dalam
kedekatan dan penghambaan diri kepada Tuhan. Cemburu adalah penjagaanmu
terhadap dia yang engkau cintai agar dirinya selalu berusaha untuk mendekati
Tuhan.” (Ibnul Qayyim al-jauziyah, Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan
Memendam Rindu)
Terkadang, nasib bagai anak panah yang melesat dan mampu
melukai. Dibentangkan dengan busur kasih dan menancaplah ia bagai peluru yang
menembus hati. Kepada nasib banyak orang menyerahkan diri, hingga hati menjerit
meratap mengutuknya dan mengandaikan betapa tak adilnya keadilan Ilahi.
sekiranya jiwa menyadari bahwa takdir bukanlah nasib dengan anak panahnya,
tentu busur kasih akan dibentangkan dengan tangan cinta, maka lesatan anak
panahnya akan menembus hati dan memburatkan kemilau Cahaya Ilahi.
Jika tubuh ditimpa sakit, adakah itu nasib dengan anak
panahnya yang melukai? O, tidak. Sakit adalah pertemuan antara tubuh dan sehat
yang merindu. Saat itu, tubuh menerima kehadirannya, dan sehat beristirahat di
tempatnya. Sakit adalah kesempatan yang diberikan sehat sebagai anugerah Tuhan
untuk menguras dosa.
Cinta bagai benih yang ditebar di atas ladang. Benih itu
akan bisa tumbuh dan segar apabila ia dirawat dengan sebaik-baiknya. Ketika
benih itu dibiarkan, mungkin dia tetap tumbuh, tetapi rumput liar akan menutup
kesuburannya. Letak cinta ada di hati, tetapi jatuh cinta bisa terjadi karena
tatapan mata.
Jika cinta yang menjadi landasan, maka jalannya akan indah
untuk meraih surga Ilahi. Cinta adalah segalanya. Bila beragama tanpa cinta,
maka kedengkian akan membakar hati, hingga agama dijadikan alat untuk memuaskan
nafsu sendiri. Maka cintailah cinta. cintailah cinta dengan cinta yang sejati.
Aku telah jatuh cinta kepadanya. Kepada dia yang bibirnya
seumpama batu rubi. Kemilau matanya cemerlang melebihi intan permata.
Gerak-geriknya selalu mendebarkan jantung dan memporak-porandakan perasaan.
Bila orang mudah berubah, maka rapuhlah jiwanya dari
keteguhan. Ringkihlah hatinya dari pendirian.
Jangan percaya pada janji, sekiranya janji itu belum
terwujud dalam kenyataan. Dan jangan terlalu berharap pada janji, sebab harapan
kepadanya dapat memunculkan luka di hati. Betapa banyak orang berjanji tetapi
tak bisa ditepati, sedangkan leher harapan telah digantungkan kepadanya. Maka,
kecewa menjadi buahnya. Amarah adalah bijinya. Janji melahirkan kekecewaan.
Dan, janji meletupkan kemarahan.
Kesedihan adalah obat bagi hati yang merindui kebenaran.
Yaa Allah, sekiranya dia adalah lelaki yang Engkau pilihkan
untuk pendamping hidupku nanti, maka kubermohon pada-Mu, berkahilah kami. Jaga
hati kami, Yaa Allah. Jangan jauhkan hati kami dari-Mu. Jangan Engkau palingkan
cinta kami kepada-Mu. Tolonglah kami dari nafsu yang rendah.
Yaa Allah, sekiranya dia adalah lelaki yang Engkau pilihkan
untuk pendamping hidupku nanti, maka kubermohon kepada-Mu, berkahi kami.
O, adakah
kalian tak ingat
Masa-masa
telah berlalu
Tasbih cinta
dan rindu mengikat hatimu?
Tempat ini
rumahmu
Tempat kita
menimba ilmu
Di antara
tangis, canda, dan tawa
Sekian lama
kita bersama
Adakah cinta
akan mendatangi kalian
Bila telah
pergi ke perantauan?
O, alangkah
malangnya diri
Bila harta
telah mengunci hati . . .
Duh Gusti
Allah
Murbeng
dumadi
Kawulo
pasrah
Nunggal
sawiji
Urip iku
mung sadremo mampir ngombe
Ora liyo
bakal mulih saklawase
Mring
Pengeran Kang Ikhlas Welas Asihe
Moho Rohman
lan Rohim tumrap makhluke
Jo podho
ngono
Podho suloyo
Urip ning
dunyo
Rumongso
biso
(Duh
Gusti Allah
Penyebab
segala yang ada
Saya
memasrahkan diri
Tunggal
bersatu
Hidup ini
hanyalah sementara
Tidak
lain akan kembali selamanya
Kepada
Tuhan Yang Ikhlas belas kasih-Nya
Maha
Rahman dan Rahim pada makhluk-Nya)
(Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa)
No comments:
Post a Comment