Thursday 24 October 2013

Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa




Cinta yang datang dari kedalaman hati, yang disinari cahaya Allah adalah berkah dari hamba di hadapan Ilahi Rabbi. Dalam cinta ada kerinduan. Dalam rindu ada harapan. Dalam harapan ada bidadari.


“Kawan, asmara dan cinta itu terjadi dengan mudah dan sederhana, tetapi akhirnya mendatangkan kerinduan, penderitaan, sakit hati, dan beragam kesulitan. Telah cukup engkau terbakar oleh api asmara yang berkobar di hati, dan selalu menanti belaian cinta dari sang kekasih.

“Semua itu telah membuat hatimu kehilangan ketenangan dan rasa bahagianya, serta menuai derita dari penantian nan panjang itu.

“Kawanku, telah tak sabar engkau menanti perjumpaan dengan dambaan hati. Dan kini, engkau telah dirundung gelisah; tak tahu yang mesti dilakukan. Apakah engkau akan menyerahkan jiwamu pada sang kekasih atau kembali ke tempat semula; berdiam menanti jawaban darinya dan duduk berpangku tangan?

“Kawan, sekalipun hatimu sedang tak tenang dan api rintihan pilu tengah membakar dunia serta menghanguskan segalanya, jangan patah hati. Kuasai diri dan jangan ungkapkan rahasia kerinduanmu dengan menampakkan ketidaktenangan dan rintihan.” (Khajah Syamsudin Muhammad Hafiz Syirazi, Fal Kamil Diwan)

Kepada siapa cintamu akan kau labuhkan? Kepada dia yang memiliki hati yang mencinta pula. Kepada dia yang cinta di hatinya suci dan dimunculkan dalam kesucian pula. Kepada dia yang cintanya dapat menolongku untuk dekat kepada Yang Maha Mencinta.

Akar cinta adalah keindahan, sedang batangnya adalah kerinduan. Bila cinta telah merasuk dalam sukma, maka jiwa akan rindu kepada asalnya. Dan, asal cinta adalah Tuhan Yang Maha Perkasa. 

Tuhan Yang Maha Bijaksana. Adalah Tuhan Yang Maha Segalanya. Tuhan yang telah membentangkan jejaring takdir, dan memasukkan semua makhluk dalam jejaring-Nya. Ketika kun Dia firmankan, maka fayakun akan tercipta.

Sekiranya dia adalah cintaku, maka jadikan cinta di hati ini sarana untuk lebih mendekatkanku pada-Mu. Jagalah cinta ini agar dia lebih kuat dari cemburu, dan agar cemburu tak menguasai hatiku hingga nafsu tak membisikiku. Cintailah ia yang akan mencintaiku, Yaa Rabb.

Pengetahuan tidak hanya sebatas akal. Kebijaksanaan adalah akal yang diisi pengetahuan dan diberkahi dengan cahaya hati. Pengetahuan yang benar akan bersanding dengan ketinggian akhlak.

“Cemburu adalah ketika engkau melihat seorang abid yang tertunduk bersungkur bersujud di hadapan Tuhannya, sedangkan engkau belum bisa melakukan hal seperti itu. cemburu adalah ketika engkau belum bisa mencapai keluhuran dan kemuliaan sebagaimana hamba-hamba Tuhan telah mencapainya. Cemburu adalah ketika dia yang engkau cintai mengalahkanmu dalam kedekatan dan penghambaan diri kepada Tuhan. Cemburu adalah penjagaanmu terhadap dia yang engkau cintai agar dirinya selalu berusaha untuk mendekati Tuhan.” (Ibnul Qayyim al-jauziyah, Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)

Terkadang, nasib bagai anak panah yang melesat dan mampu melukai. Dibentangkan dengan busur kasih dan menancaplah ia bagai peluru yang menembus hati. Kepada nasib banyak orang menyerahkan diri, hingga hati menjerit meratap mengutuknya dan mengandaikan betapa tak adilnya keadilan Ilahi. sekiranya jiwa menyadari bahwa takdir bukanlah nasib dengan anak panahnya, tentu busur kasih akan dibentangkan dengan tangan cinta, maka lesatan anak panahnya akan menembus hati dan memburatkan kemilau Cahaya Ilahi.

Jika tubuh ditimpa sakit, adakah itu nasib dengan anak panahnya yang melukai? O, tidak. Sakit adalah pertemuan antara tubuh dan sehat yang merindu. Saat itu, tubuh menerima kehadirannya, dan sehat beristirahat di tempatnya. Sakit adalah kesempatan yang diberikan sehat sebagai anugerah Tuhan untuk menguras dosa.

Cinta bagai benih yang ditebar di atas ladang. Benih itu akan bisa tumbuh dan segar apabila ia dirawat dengan sebaik-baiknya. Ketika benih itu dibiarkan, mungkin dia tetap tumbuh, tetapi rumput liar akan menutup kesuburannya. Letak cinta ada di hati, tetapi jatuh cinta bisa terjadi karena tatapan mata.

Jika cinta yang menjadi landasan, maka jalannya akan indah untuk meraih surga Ilahi. Cinta adalah segalanya. Bila beragama tanpa cinta, maka kedengkian akan membakar hati, hingga agama dijadikan alat untuk memuaskan nafsu sendiri. Maka cintailah cinta. cintailah cinta dengan cinta yang sejati.
Aku telah jatuh cinta kepadanya. Kepada dia yang bibirnya seumpama batu rubi. Kemilau matanya cemerlang melebihi intan permata. Gerak-geriknya selalu mendebarkan jantung dan memporak-porandakan perasaan.

Bila orang mudah berubah, maka rapuhlah jiwanya dari keteguhan. Ringkihlah hatinya dari pendirian. 

Jangan percaya pada janji, sekiranya janji itu belum terwujud dalam kenyataan. Dan jangan terlalu berharap pada janji, sebab harapan kepadanya dapat memunculkan luka di hati. Betapa banyak orang berjanji tetapi tak bisa ditepati, sedangkan leher harapan telah digantungkan kepadanya. Maka, kecewa menjadi buahnya. Amarah adalah bijinya. Janji melahirkan kekecewaan. Dan, janji meletupkan kemarahan.

Kesedihan adalah obat bagi hati yang merindui kebenaran.

Yaa Allah, sekiranya dia adalah lelaki yang Engkau pilihkan untuk pendamping hidupku nanti, maka kubermohon pada-Mu, berkahilah kami. Jaga hati kami, Yaa Allah. Jangan jauhkan hati kami dari-Mu. Jangan Engkau palingkan cinta kami kepada-Mu. Tolonglah kami dari nafsu yang rendah.
Yaa Allah, sekiranya dia adalah lelaki yang Engkau pilihkan untuk pendamping hidupku nanti, maka kubermohon kepada-Mu, berkahi kami.

O, adakah kalian tak ingat
Masa-masa telah berlalu
Tasbih cinta dan rindu mengikat hatimu?
Tempat ini rumahmu
Tempat kita menimba ilmu
Di antara tangis, canda, dan tawa
Sekian lama kita bersama 
Adakah cinta akan mendatangi kalian
Bila telah pergi ke perantauan?
O, alangkah malangnya diri
Bila harta telah mengunci hati . . .


Duh Gusti Allah
Murbeng dumadi
Kawulo pasrah
Nunggal sawiji 
Urip iku mung sadremo mampir ngombe
Ora liyo bakal mulih saklawase
Mring Pengeran Kang Ikhlas Welas Asihe
Moho Rohman lan Rohim tumrap makhluke
Jo podho ngono
Podho suloyo
Urip ning dunyo
Rumongso biso

(Duh Gusti Allah
Penyebab segala yang ada
Saya memasrahkan diri
Tunggal bersatu
 Hidup ini hanyalah sementara
Tidak lain akan kembali selamanya
Kepada Tuhan Yang Ikhlas belas kasih-Nya
Maha Rahman dan Rahim pada makhluk-Nya)

(Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa)

No comments:

Post a Comment