Malaikat, yang dulu selalu memberi mimpi indah padaku kini
pun tak tahu kemana. Mungkin dia sekarang kecewa akan sikapku padanya. Aku
salah menilainya. Yang kulihat tidak seperti kenyataannya. Yang kurasakan tak
seperti seharusnya. Masa yang lalu, masa yang indah bersamanya.
Sekarang aku bimbang. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan.
Kini, diriku laksana awan yang mencari ujung dari jalan langit. Tertiup angin.
Mengikuti arus angin ke mana pun ia berembus. Sama sepertiku saat ini, hanya
bisa pasrah menerima cobaan. Pasrah menanti di mana ujung permasalahan akan
selesai. Entahlah, waktu pun rasanya juga enggan berujung sekarang. Ingin
berujung, otak terus memutar memori tentangnya di masa silam. Kapan akan
berakhir, atau bahkan tak kan berakhir aku tak tahu. Masa silam...
Rindu, selalu merindukan dirinya yang pernah hadir menghiasi
hidup ini. Selalu teteskan air mata jikalau angin tak membawakan kabarnya
padaku. Selalu risau jikalau rumput yang bergoyang tak lagi bercerita
tentangnya padaku. Selalu bimbang jikalau semburat cahaya merah di langit tak
menuliskan namanya untukku.
Mencari jalan pasti, namun rupanya Tuhan belum mengijinkan.
Memilih jalan maju, namun enggan untuk meneruskan karena terlalu banyak
rintangan. Kembali ke jalan yang lalu, namun rasanya sudah sejauh ini
diperjuangkan. Memilih untuk tetap berdiri di sini, itu tidak mungkin, karena
waktu cepat lambat pasti akan berlalu. Masa silam...
By : Nurul Laily
No comments:
Post a Comment