Sunday, 24 November 2013

Ceritaku #3




Bagaimana aku bisa tenang jika suasana rumah seperti ini setiap harinya? Selalu ada nada keras dari mulut ke mulut.
Sebentar lagi Adikku akan pergi. Aku sendiri di rumah. Malam ini empat batang lilin menemaniku. Lilin kecil ulang tahun kunyalakan di selembar lepek. Semakin habis lilin itu terbakar, hatiku semakin pedih. Aku tak tahu harus kemanakah akan aku arahkan perasaan. Sandaran tak punya. Seharusnya aku sadar, ialah Tuhan yang menjadi sandaran pertama dan terakhirku. Bukan lari dengan yang lain yang aku tak tahu dan mengerti.
Sekarang hidupku bagai lilin-lilin kecil itu. Semakin api membakar, semakin habis pula batang-batang lilin itu. Sama seperti aku. Semakin nada-nada tinggi itu membakar, maka semakin habis pula perasaanku. Ingin sekali mati rasa. Agar aku tak dapat merasakan pahitnya dunia ini.
SEPI. SUNYI. Bukan seperti dunia saat ini. Lebih mirip seperti di alam lain yang aku belum pernah ke sana. Yang belum pernah aku menemukannya. Yang belum pernah aku rasakan dan aku mempunyai seorang teman.
***
Lega, sudah lega rasanya dapat aku tuangkan dalam tulisan meskipun tak ada satu orang pun yang membacanya. Namun aku benar-benar sudah lega. #DUNIAKU

No comments:

Post a Comment