Bagaimana aku bisa tenang jika suasana rumah
seperti ini setiap harinya? Selalu ada nada keras dari mulut ke mulut.
Sebentar lagi Adikku akan pergi. Aku sendiri
di rumah. Malam ini empat batang lilin menemaniku. Lilin kecil ulang tahun
kunyalakan di selembar lepek. Semakin habis lilin itu terbakar, hatiku semakin
pedih. Aku tak tahu harus kemanakah akan aku arahkan perasaan. Sandaran tak
punya. Seharusnya aku sadar, ialah Tuhan yang menjadi sandaran pertama dan
terakhirku. Bukan lari dengan yang lain yang aku tak tahu dan mengerti.
Sekarang hidupku bagai lilin-lilin kecil itu. Semakin
api membakar, semakin habis pula batang-batang lilin itu. Sama seperti aku.
Semakin nada-nada tinggi itu membakar, maka semakin habis pula perasaanku.
Ingin sekali mati rasa. Agar aku tak dapat merasakan pahitnya dunia ini.
SEPI. SUNYI. Bukan seperti dunia saat ini.
Lebih mirip seperti di alam lain yang aku belum pernah ke sana. Yang belum
pernah aku menemukannya. Yang belum pernah aku rasakan dan aku mempunyai
seorang teman.
***
Lega, sudah lega rasanya dapat aku tuangkan
dalam tulisan meskipun tak ada satu orang pun yang membacanya. Namun aku
benar-benar sudah lega. #DUNIAKU
No comments:
Post a Comment